Senin, 22 Februari 2016

Mati dalam tangisan

 Part I
Bercumbu mesra denganmu
Seolah-olah aku ingin hidup lebih lama lagi bersamamu
Bercinta lagi denganmu
Seakan-akan aku ingin hidup 1000 tahun bersamamu

Hari demi hari kita jalani cinta kita
membangun kota cinta yang kita cita-cita kan yaitu rumahtangga
Ku simpan hatiku untuk mu yang kucintai disana
Ku jaga kesetiaanku dan ku rawat semua perasaan ini hingga kau datang kembali

Duhai lelakiku,
Tapi itu semua telah sirna
Kau putuskan dan kau hancurkan semua cita-cita cinta kita
Tanpa ku mengetahui penyebab ini semua dan kau tinggalkanku begitu saja

Sungguh, aku mencintai hanya sekali yaitu kamu
Aku bercinta hanya denganmu
Tanpa pernah aku membohongimu
Dan bercinta dengan laki-laki lain
Bahkan tak pernah sedikitpun berniat untuk menyakitimu, duhai lelakiku

Ku datangi rumahmu
Ku jatuhkan harga diriku karena hanya ingin kau kembali
Ku menangis didepanmu, kau diam saja
Ku memintamu untuk kembali, kau diam saja
Hingga tak mampu lagi aku berdiri dan aku terjatuh tersungkur didepanmu, kau diam saja

Ada apa lelakiku?
Apa kesalahanku dalam mencintaimu?

Hingga aku terdiam, hanya ada suara bunyi jam, kau pun masih diam saja.
Hingga akhirnya ada sebuah handphone kepunyaanmu berdering.
Dan ku ingin melihat siapakah yang menghubungimu.
Dia adalah "Kekasihmu"

Teriakku dalam tangisku
Teriakku dalam perihku
Pergi dan takkan kembali kerumahmu dengan motor yang aku kendarai
Aku berharap mati dalam tangisku

Hancur sehancur-hancurnya
Perih seperih-perihnya
Lelakiku, yang aku cintai
Lelakiku, yang aku bangun cita-cita cinta kita
Telah lenyap karena kesalahanmu
Dan aku berharap mati dalam kesakitan ini

Beberapa bulan kemudian ...

To be continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar